Sehat Bersama DEHERBA

Mari Sehat Selalu Dengan Berkunjung ke Objek Wisata Pandeglang
Pria Pun Rentan Terserang Kanker Payudara

Meski kanker payudara saat ini menjadi salah satu kanker perempuan tertinggi, namun bukan berarti pria bebas dari risiko penyakit ini, lho. Meski bukan hal yang lazim, namun dr. Sutjipto, Sp.B(K) Onk., mengatakan bahwa 5 hingga 7 persen pengidap penyakit ini adalah pria.

"Jumlah ini, menurut statistik dunia, memang kecil. Tapi mesti diwaspadai betul, karena hampir 7% dari penderita kanker payudara pada laki-laki datang dalam kondisi stadium sudah lanjut," tukas ahli bedah Onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta ini.

Kanker payudara umumnya menyerang melalui kelenjar, baik di saluran kelenjar maupun pada jaringan penunjang payudara. Berbeda dengan tumor jinak, kanker payudara dapat menyebar ke jaringan di seluruh tubuh. Yang pertama kali terserang umumnya adalah jaringan ketiak, kelenjar getah bening dan organ tubuh dalam, seperti paru-paru.

"Seringkali saat pemeriksaan ditemukan semacam kelainan di paru-paru, yang sebenarnya merupakan anak sebar dari sel kanker. Saat dilakukan biopsi, ternyata anak sebar itu merupakan kanker payudara," jelas pendiri sekaligus Ketua Yayasan Kanker Payudara Jakarta ini. "Anak sebar itu juga sering dijumpai hingga di bawah tulang selangka," tambahnya.

Kanker payudara yang diidap pria, biasanya terletak persis di bawah puting. Berbeda dengan wanita yang bisa terletak di hampir sekitar payudara. Jadi jika Anda merasa ada benjolan keras di belakang puting, cobalah diwaspadai. Pemeriksaan dini lebih baik dilakukan, sebelum terjadi perubahan kelenjar yang mengarah menjadi kanker ganas.

Pria dan wanita sama saja

Lebih lanjut, dokter yang pernah mengenyam pendidikan Breast Cancer Therapy di Switzerland, tahun 2003 ini memastikan kalau kanker payudara yang dijumpai pada wanita sama dengan kanker payudara diidap pria, baik jenis maupun macamnya.

"Tapi yang perlu diwaspadai adalah adanya faktor genekomasti," tukasnya. Genekomasti merupakan kelenjar susu yang semestinya tidak dijumpai atau menetap pada pria yang telah berusia di atas 25 tahun. "Hati-hati bila masih ada kelenjar susu yang semestinya tidak dijumpai pada pria di atas 25 tahun," tegasnya lagi.

Kelenjar susu yang masih menetap, tukas dr. Sutjipto, salah satunya disebabkan oleh adanya kelainan hormon. Faktor lainnya yang ikut berpengaruh, adalah adanya penyakit liver atau kegemukan. Keduanya dapat meningkatkan risiko munculnya kanker sel payudara.

Bila ada kelainan berupa benjolan, ia menganjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan atau USG. "Kalau perlu, jika dijumpai ada genekomasti setelah umur 25 tahun ke atas, sebaiknya diangkat," sarannya.

Pengobatan dan terapi yang dilakukan

Menurut dr. Sutjipto, pengobatan maupun terapi yang dilakukan pasien wanita atau pria adalah sama, yaitu dengan jalan operasi. Yang membedakan hanyalah stadium dari kanker yang diidapnya. Bisa jadi hanya operasi untuk dilakukan biopsi, hingga operasi pengangkatan payudara atau yang disebut dengan Mastektomi.

"Pengangkatan payudara tidak hanya dilakukan ketika pasien berada pada stadium lanjut. Justru, pada stadium 1 dan stadium 2, maksimal stadium 3, kita melakukan operasi yang lebih radikal. Kalau sudah stadium lanjut, kita cukup melakukan biopsi, kemoterapi, dan radiasi," terang dokter berkaca mata itu.

Perbedaan stadium, sambungnya, dilihat berdasarkan ukurannya. Stadium pertama umumnya kanker payudara masih berukuran tak lebih dari 2 cm. Pada stadium dua, ukurannya mencapai 2 hingga 5 cm. Sedang pada stadium tiga, ukuran tumor sudah lebih dari 5 cm tapi masih belum menyebar. Bila sudah menyebar, maka berapapun ukurannya, stadiumnya sudah berada di tingkat empat.

Pada tahap awal, kanker payudara memang tidak menimbulkan gejala. Namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit, akan timbul gejala yang menyebabkan perubahan pada payudara. Maka cobalah sesekali meraba dan menelusuri daerah payudara Anda secara berkala, jika dicurigai adanya kelainan berupa benjolan, segera periksakan ke dokter sebelum terlambat.

Lakukan hidup sehat

Nah, agar dapat memiliki payudara dan tubuh yang sehat, tentang saja dengan melakukan hidup yang sehat. Misalnya tidak merokok, serta menghindari alkohol yang disinyalir sebagai salah satu faktor risiko terbesar timbulnya kanker. Sebab alkohol dapat merusak metabolisme hormonal, selain mengganggu faktor keturunan.

"Kedua faktor ini sangat penting sekali untuk dihindari," tegas mantan Direktur Medis RS. Kanker Dharmais ini. Apalagi saat ini, kanker payudara juga dapat menyerang wanita di bawah 30 tahun dan disinyalir akan dapat menyerang di usia yang lebih muda lagi.

"Kalau dulu pada saat saya kuliah, banyak diderita oleh mereka yang berusia di atas 35 tahun, tapi sekarang sudah mulai semakin menurun. Terakhir yang saya temukan di sini, baru minggu kemarin, itu umur 21 tahun," akunya.

Kecuali pada pria, kanker payudara umumnya lebih menyerang pria usia lanjut yaitu di atas 50 tahun. "Jadi, kanker payudara pada wanita bisa mengenai mereka yang berusia muda tapi laki-laki jarang, lebih banyak ke usia tua," tandasnya.

(Zulhayani Asni)

0 komentar

Posting Komentar